Sambut pujimu meminang rasaku
Jernih kasih mengalir cinta 
Dari gangga hati yang kau beri 
Pada hilir janji dalam persembahan 
Janji yang terpatri
Sejalan seiring wangi kembang 
Kau taburkan dalam huma cintamu
Kau kalungkan lencana suci  dihatiku
Tasbih puji senantiasa khusu 
Dalam do'a mahabah ikhlasmu
Namun
Entah bagaimana 
Waktu telah mengubah mahabarata 
Menjadi prahara dikuil cinta
Taman bunga kini berubah 
Menjadi ranting-ranting arang
Lebur
Pupus dengan ingkar
Yang tercalar dari kenyataan
Kelembutan jemari cinta
Kini menjadi kaku 
Melafalkan kasih birunya
Adakah memang Hanoman datang 
Meluluh lantahkan pesangrahan hati
Hingga terciptakan 
Nyali ciut dalam geni obongan
Sakit...Perih....
Lepuh hati menerima kenyataan
Keikhlasan Kerelaan 
Selalu menjulur pada langit hatuku
Namun jua belum bisa 
Kuterima dalam tangisan
Kesudahan ini adalah 
Catatan keluh cintaku
Jangan pula kau tanyakan 
Mengapa aku tak bisa tersenyum ria
Hati bukanlah untuk dimunafiki
Tapi..hati harus kita santuni