Jumat, 13 April 2012

KU INGIN KATAKAN



Kau yang telah luluhkan hatiku.
Membuatku menemukan
Hidupku kembali begitu indah...
Malam ini ku bahagia memilikimu..

Malam telah melukis wajahmu
Dalam temaram-nya cahaya.
Nadiku berdetak keras
Mengurai kegelisahan yang tak pasti.

Kau telah hapuskan kelamnya mimpi.
Kau sinari jiwaku dengan senyumu..
Kau tata ruang hati yang tak beraturan.
Kau segarkan hariku. .
Taburi mimpiku dengan indahmu.

Kuingin katakan....
Jauh dilubuk hati ini..
Kau sungguh berharga...
Jauh didasar hatkui..
Kau tak kan tergantikan...

AKU AKAN SETIA MENCINTAIMU


Diantara resah ini
Tanya-ku mencubit hati
Masih kah ada
Sepasang mata rindumu
Menatap lusuh'nya garis-garis retak
Dikusam rona wajah'ku

Kala genit'nya embun
Selalu mengecup bola mata'ku
Yang kian hitam
Ataukah aku akan terbiar
Dalam tetesan malam
Yang mambuat tatapan'ku
Mengabur dalam selaput getir

Hingga aku hanya bisa menatapmu
Dalam bening mata air rasa
Saat aku harus tertunduk
Menumpahkan butir-butir cinta
Dari dalam kelopak jiwa'ku

Ahk ...
Sungguh
aku akan setia mncintaimu
Meski dalam pedih sekalipun

DALAM BINGKAI DINDING BISU



Pekat kembali hadirkan sepi...
Sepasang kunang-kunang
Bermain di antara rintik hujan
Dan kelebat kelelawar
Bermain di daun-daun basah

Teringat kala dirimu
Masih menjamahku
Dengan tatapanmu
Kamu adalah roh
Dalam kenangan berserak

Ingin kembali ku sketsakan
Dalam bingkai dinding bisu
Angin tak pernah bosan
Membisikkan resah
Hingga kau rebah
Dalam hangat gelisahku

Mungkin kau tahu...
Kau selalu ajarkan aku
Rasanya dalam kesendirian
Gemetar bibirku memaksa
Mengeja namamu...

AKU TERSESAT DALAM PEMIKIRAN


Sapaanku tertahan
Dalam diam dan bisu,
Ketika tautan segaris
Membuat miris
Hilang dihembus angin malam

Jampun berhenti berdetak ,,
Dia punya peradaban kukuh
Tanganku dingin dan berdebu
Menatap jendela kacaku

Sabar ku punya pengikat rasaku
Aku tersesat dalam pemikiran
Kembali bersama renungan panjang
Dia yang kurindukan..
Tapi menyakitkan...

AKU TENGAH BERHARAP


Kemarin memang ada pelangi
Sesaat kemudian pergi
Tapi ini hidupku sendiri
Kini sepi yang ada dihati...

Aku tengah berharap,
Dan bukan meratap
Tak bolehkah kau sebentar lenyap
Agar hatiku tak terlalu senyap
Agar tak ada lagi yang perlu ku ratap.

PADA BAYANG-BAYANG


Awalnya begitu indah
Akhirnya begitu rendah

Harapan yang runtuh bersimbah peluh
Pada gelimang merah kebencianmu,
Mengarak perih pada kepingan keputus asaan,
Dan terjerembab sesak ditengah palung kebisuan diri.

Lelahku tak kau tak pernah tahu ...
Meninggalkan keremangan memori kelam
Pada bayang bayang mengerontang.
Menggoreskan kalbu hitam
Disudut perasaan dan pikiranku.

Mencintai itu mudah,
Betapa sulitnya menggapai cinta
Pada tatanan asa
Diatas Mahligai dan Singgasana.

CINTA


Angin yang bergoyang
Terus meluapkan pesona cinta
Seorang pujangga pun
Takluk karena cinta
Karena mabuk cinta
Menghadirkan keceriaan jiwa.

Kadang rindu ini
Merasakan getirnya cinta,
Dan cintapun kadang
Merasakan hadirnya Syurga

Gejolak jiwa masih terus merambat
Memenuhi ruang kosong,
Seperti secarik kertas putih
Penuh dengan tinta cinta.

SEPERTI ANGIN DAN MIMPI


Nampaknya
Kau telah letih mengikutiku.

Aku tahu...
Peluh mulai merambat
Dan mengalir pada guratan wajahmu,
Tapi aku tak boleh menyentuhmu,
Apa lagì merengkuhmu.

Kau diam saja disana...
Ditepi danau indah keteduhanmu,
Dilembah mawar teratai peraduanmu.

Aku tak tersedu,
Semua telah terjadi
Dan berlalu seperti angin dan mimpi.

Dari jauh
Aku sanggup menghirup aroma tubuhmu,
Dari rerimbunan belukar
Aku dapati celah celah cahayamu...

Kamis, 12 April 2012

DIANTARA SEPI


Kupandangi jalan ini
Dimana debu
Semakin perihkan mata
Tiada pula bisa kudengar
Bisingnya waktu
Karena hanya jerit tak percayaku
Yang semakin meninggi
Diantara sepi yang semakin sunyi

Mungkin..
Hanya mungkin
Walau tak pasti lagi
Kutemui lagi
Sebuah senyum untuk ku
Walau hanya
Sebatas angan
Yang kian menghampa

Rabu, 11 April 2012

KASIH


Senandung angin tadi malam
Masih terdengar jelas di rasa
Perlahan susuri dinding kalbu
Mengajak kembali ke waktu yang telah silam

Kasih...
Hanya sisa bening embun di ujung daun
Yang jadi saksi bisu
Jerit hati yang tak lelah diantara waktu
Begitu erat merekat di jiwa
Tiada hilang walau hari terus berganti

Sekarang sudah waktunya
Air mata yang selalu tegenang
Terhenti sampai disini
Bersama adzan subuh yang menggema

Sabtu, 07 April 2012

DIBAWAH DEBU DAN AIR MATA


kita duduk di bawah lembayung senja
kau pun berkisah tentang warna jinga
yang membarut di sepanjang langit
di mana lukamu tersimpan rapih di dalamnya

bisikmu, kenangan itu telah menjadi nanah
yang membusuk di dalam diriku
sehingga aku sendiri merasa mual
setiapkali mencium baunya

seseorang yang sepantasnya memberimu
perlindungan dan kasih sayang
telah menistakan kodratmu sebagai perempuan
tapi kau tak perduli dan tetap menjaganya
dalam sebuah pialang agar tak tumpah
bahkan mempertahankan dengan hati yang menggigil

tanpa kau sadari, kau pun berkisah
jika tak ada sehelai benang pun
yang dapat menutup seluruh kisahmu
dari ketelanjangan masa lalu
karena semua telah tertanggal
di bawah debu dan air mata yang mengental
menjadi lumpur tempat kau harus melangkah

dengan kacamata hitam, kau coba tengadahkan wajah
dari dalam sebuah dunia yang maya sebagai ruang nyata
di mana kau dapat berdiang dan melampiaskan kemarahan
yang tersimpan di dalam dirimu, menjadi nafas cinta
yang memabukan bagi siapa pun yang menyapamu
seraya kau katakan, "itulah duniaku!"
yang kau bangun dan kau ciptakan dari bayang-bayang
untuk merebut masa lalu sekedar memilikinya kembali
tanpa kau sadari waktu sudah berlalu begitu jauh
melampaui batas malam dan impian

maka kau pun hanya bisa meratapi malam
di atas ranjang dengan erangan
penuh penyesalan tanpa pilihan
apakah terus larut dalam setiap hempasan
atau kau terkapar lelah, karena kau tak dapat
menggenggam, apa yang sudah ditangan
hingga selalu saja kau luput dan lepas
menjadi igauan di dalam percakapan yang
kau hamburkan seperti birahi di atas ranjang
yang membasahi seluruh kesangsian
menjadi erangan yang tak pernah kau sesalkan

(meskipun sebagai sebuah alasan,
untuk semua kegagalan....)

kini kau pun menikmati seluruh kisahmu
sebagai sebuah dongeng senja hari....

MENGINTAI PURNAMA


Menyusuri benteng malam
Yang gulita...sepi tiada taranya..
Menyusup dalam kegelapan
Yang mengundang lara

Merenung alkatipa langit yang kelam
Ku coba mengintai purnama di balik awan
Namun malu menunjukan belang..
Ku hitung langit yang bergantungan kerlipan
Berhamburan namun jauh tak tergapai mataku..

Ku silak jubah yang menutup paras nya kerinduan..
Hanya ada degup jantung yang kencang tak sealiran
Sebak rasa menahan sakitnya rindu
Dikala aku menantimu dalam kesepian ini
Sayu hatiku berlagu pilu.

APALAH DAYAKU


Aku terperosok dalam lembah sepi,
Hitam gelap tanpa cahaya,
Dinding kokoh merajalela,
Terpasung dlm jeruji mimpi

Terbungkam sang cakrawala,
Terhimpit bebatuan nestapa,
Seolah ku mati rasa
Merontapun tak ada guna,

Hanya bisa berteriak tanpa ada suara,
Hanya terbelenggu tak bisa meronta,

Apalah dayaku,,,,
Aku hanya seekor kutu kecil,
Yang terasingkan
Dalam rimbunan pepohonan hitam,
Berakar keangkuhan.
Berdaun kepalsuan.

GALAU DIANTARA MALAM


Teruntai kata syahdu,
Mengayun dalam tembang malam,
Lirih di keheningan,
Di kelunya hati,

Harap yang tertata,
Di relung hati,
Galau diantara malam,
Di cahaya sang bintang,
Dalam senyum rembulan,

Tetaplah di sana,
Di tiap malammu,
Karena kan selalu ada bintang,
Yang setia pancarkan cahayanya,,,

SAAT MALAM CEMBURU PADAKU


Aku hanya dedalu di dahan rapuh
Menanti waktu gugurnya melayu
Meski aku merayu mendayu dayu
Ku tahu dia semangkin jauh dariku..

Secawan madu yang di suguh padaku
Terasa bagai tawar mencamuk kalbu..
Hingga malam pun tertawa padaku
Aahhh...aku cuma dedalu yang tunggu waktu...

Saat malam cemburu padaku
Berlalu tak memandangku
Meninggalkan aku
Bersama senandung pungguk yang pilu
Hatiku rawan menanggung rindu yang mengebu..

KU TENUNG BINTANG DI LANGIT


Mataku tak bisa terlelap
Sedangkan ia telah lama lelah
Jiwaku masih jua terjaga

Ku bawa raga ke berenda
Menikmati hembusan angin dini
Ku biar bahuku yg telanjang
Di sapa bayu yg berhembus sendalu..

Dingin takkala menyentuh menusuk sukmaku
Berpeluk tubuh sedikit menghangatkanku.
Embun jantan menitik satu persatu..

Ku tenung bintang dilangit yg
Bergantungan bertaburan bak kerlipan berlian..
Terdetik di hatiku ada rasa sendu
Andainya kau di sisiku pasti indah subuh ini..