Minggu, 18 Maret 2012

RASA YANG MENGALIR


Di sudut mata mu
Ada bening yang menyejuk kan jiwa ku
Ada rasa yang tak terungkap
Ada mimpi yang tercipta karena nya

Di sudut mata mu
Seperti pelangi yang tercipta setelah hujan
Warnanya perlahan menghiasa jiwa
Rasa yang mengalir menjadi asa
Menjadi peraduan harapan ku

Tersenyum lah,,,
Manis kan wajah indah yang memerah
Biarkan malam mengakhiri senja
Mari pandangi gemintang bersama

BAYANG RINDU DI LEMBAH SUNYI


Berkelebat bayang
Mengetuk diam
Mencumbu keheningan
Renungi jejak lama yang hilang
Kembali hadir temani senandung hati

Dimana ...?
Gemamu datang bertandang
Sekelebat bayang hadirkan aroma
Menawar harga yang telah hambar
Aku mengurungmu dalam imaji bayang
Dengan serpihan rindu kian karam membisu

Apa..?
Kata rasaku mencungkil misteri
Mencium setetes cinta mendurja
Dengan kasih kembali pada kemurnian
Membawa cahya dalam genangan cawan
Tanyaku "kaukah hadirkan pijaran, sayang"
Tak menjawab, hanya miris senyummu tersaji

Sebalik randu cahaya menghanyutkan
Membuncah bayang rindu di lembah sunyi
Pekat bak kilah musafir yang mencari tempat bias
Gemintang terpanah dalam bidikan kalut

Iya, katamu
Kita ingin bersama
Namun malam bak sepenggal majas
Terkias tak tersirat makna di sebalik gelap.

Senin, 12 Maret 2012

SEBENTUK CINTA TULUS


Kuingin Menatap dalam-dalam Indah matamu
Kuingin selalu meyakinkanmu
Bahwa kuingin mnjdi segelanya untukmu
Seandainya Cintaku tak trhalang
Barisan bukit dan Bntangan luas samudera

Kasih,,,
Himpitan tanya selalu Mendera
Dapatkah Aku Menerangi jalanmu
Mampukah aku menjadi nyawa dalam ragamu
Karena aku tak sesempurna yang kau inginkan
Tak Seindah yang kau harapkan

Namun, dsini aku selalu berdoa
Tuhan, anugerahknlah Cinta
Diantara kami yang jauh ini
Sebentuk Cinta tulus
Yang tertatih di jalan-Mu....

KALA AIR MATA FAJAR MERINAI



Diantara pekat yang mencumbui malam
Ku mencari sosok cintamu yang memudar
Diremang cahaya bulan yang kian redup
Hanya sunyi yang setia menyelimuti

Teriakan rindu bertalu-talu
Membuat hasrat kian berburu
Letih merengek rajai sukma
Terabai laraku dipuncak bahagiamu

Jiwaku rebah dihamparan sesal
Kala air mata fajar merinai
Mendekap helaian dahan dan ranting
Harapanku...
Tak akan lelah jiwaku Melukis parasmu
Diantara helai pelangi

TENGGELAM DALAM DUKA


Diantara lelah jiwaku meniti hari
Rapuh menatap berujung sepi
Ketika tangisku adalah irama indah
Yang hiasi stiap langkahmu

Berjuta kata tak mampu melarutkan piluku
Mungkin aku salah terlalu mencintaimu
Berharap banyak kau membalas cintaku
Namun kini telah hancur sudah harapanku

Karam sudah sampan cintaku
Dan tiada mampu kulabuhkan
Hatiku didermagamu
Tenggelam dalam duka
Yang kian melenakan kalbu

Oh.....tuhan
Kuatkanlah hati untuk menjalani hari
Saat semua harus berjalan dalam kehendak_MU

ADA SEBONGKAH CEMAS


Senja yang kudamba
Bersua dengan bayangmu
Dari pandangan kasat mata

Sayang.....
Aku ingin lihat senyumu
Diantara gugusan jingga
Aku ingin dengar suaramu
Lewat hembusan bayu
Dan gesekan dedaunan
Andai saja mungkin
Ingin kulihat cinta di matamu lagi

Sayang....
Apakah hari ini masih kau simpan
Rindumu untukku
Seperti rindu yang mendera hatiku
Tentang indahmu

Sayang....
Ada sebongkah cemas
Yang tak bisa ku ucapkan
Saat raga kian jauh darimu
Namun satu yang ku ingin kamu tahu
Rasaku kan tetap abadi
Dalam penantian cintamu

HANYA PERSINGGAHAN SEMU


Bukankah dari awal
Telah ku urai takutku mencintaimu
Tapi kau terus mencoba yakinkan hatiku
Bahwa cintamu bukanlah goresan luka buatku

Hingga aku berani membuka hati yang telah lama mati
Dan menghadirkan warna-warni pelangi dalam taman hatiku
Dengan tawa canda kita renda hari tanpa pedulikan mata
Yang menatap iri seolah dunia menjadi milik kita berdua

Namun itu hanya sekejab kurasa
Ternyata cintaku hanya persinggahan semu bagimu
Angan yang dulu begitu membara
Kini telah sirna pudar tiada lagi bercahaya

Janji yang dulu begitu sempurna
Kini menyisakan duka menguras derai air mata
Mengapa kau lakukan semua ini padaku
Apa salahku padamu hingga keindahanmu
kau jadikan pengiring dukaku

MENGERTILAH


Aku merindukan engkau yang dulu
Saat pertama kita bertegur sapa,
Berbagi cerita yang penuh canda tawa
Bukan seperti sekarang
Yang sering kita renda hari
Dengan keegoisan dan amarah

Sayank ...
Bila bahagiamu bukanlah bersama aku,
Ikhlasku berlalu dari kisahmu
Demi kecerian dan kegembiraanmu
Yang dulu selalu terukir diantara harimu,
Mesti itu teramat sulit bagiku
Menghapus semua jejak
Yang telah penuhi ruang hatiku

Sayank..
Mengertilah jauh dilubuk hatiku
Selalu memanggil namamu
Mesti engkau hanya diam dan acuhkan aku
Sengan seribu amarahmu

HASRAT CINTA YANG MELUAP


Rejam rasa kian menguat di dada..
Mencengkeram rasuk
Dengan kekuatannya...
Lepah lunglai tak berdaya...

Tak kuasa ku mengelak
Dari belitnya yang syahdu...
Jeruji jeruji cinta terpasang kokoh
Di dinding qalbu....

Menggerigi jala baja diantara rasa..
Akupun tak dapat berlari darinya...
Tiada celah untuk dapat melupakannya..
Sendu ,mangu dalam gejolak
Yang kian mendorong..

Hasrat cinta yang meluap ...
Limpahahan kasih
Yang membuat aku tak berdaya...
Dan rebah jatuh dalam pelukan rindu
Di setian waktu...baladaku
Yang tergurah dalam aksara jeritan hati

Minggu, 11 Maret 2012

KENANGAN YANG TAK PERNAH MATI


DIA bernafas dengan matahari senja
Rindu membayangkan jejak cintanya
Kekasihnya yang kini pergi mengembara
Mencari peta pantai hilang, rumah cintanya

Mereka berjani untuk saling setia berdua
Berikrar akan jadi tua, meninggal nama, di sana.
Sebuah perjalanan rindu yang berakhir bahagia
Seperti lembut ciuman bibir kekasihnya.

Kenangan yang tak pernah mati dan selalu hidup kembali
Balada yang tak pernah sepi dan cinta manusia itu sendiri
Seperti harapan hati yang tak henti tentang Cinta & Sunyi.

Cinta sebab ia telah pernah berani memimpikan mimpi.
Sunyi karena ia tahu akan kembali menjadi sendiri.
Keduanya melahirkan mimpi, kembali dari petualangan hati
Menyadari sendiri, akan cinta setulus hati yang tak pernah mati

INIKAH COBA ATASKU


Merangkak mentari memapah diri
Dalam sebuah hijrah
Terkoyak punggung,tercabik hati
Terhujam kepalsuan langit
Arakan awan memotong asa
Hingga mentariku gamang menatap asa barat

Senja kini menjadi tangisan
Kala lajang berpangku lamun
Terburai asa ditengah kembara
Tusuk konde tiada menjadi kecantikan
Sanggul putri lembayung impian
Sakit memang sakit cengkeraman elang
Rindu kubalur janji
Lebur dalam hujatan hujan
Yang menengelamkan harapan

Kidung-kidung cinta itu
Kinipun berubah menjadi iringan selawat takjiyah
Cinta mati dalam tusukan badik kepalsuan
Inikah coba Atasku wahai penguasa cinta
Ataukah nasib yang harus melarut dalam cawan
Hingga racun harus kuteguk mati dalam pengharapan?
Busa terluntah dari rasa gelapar lajang
Kemunafikan menjadi hadiah dari cinta tak bernoktah

Anyir darah memuntah dari kandungan hati
Yang selama ini merawat janin disanubari
Berharap akan melahirkan bahagia diatas Tilam pandan
Namun..
Apa yang terjadi kini hanyalah pesakitanku
Menatap senja beronakan merah bara
Kehangusan asa diujung harap
sungguh pilu mentari menangis sendu

DALAM BINAR RINDUKU


Ingatkah kau cerita pagiku saat itu
Tentang sang kupukupu
Mengecupi bunga perdu
Dilembah sunyi
Dintara hamparan savana bak permadani
Hijau dalam gelaran keindahan

Manis senyuman terkulum
Saat embun masih brkilau
Diantara dedaunan
Sementara aksara terus menari
Diserpihan rindu hati...

sementara bayangmu terus kupeluk
Dalam hangat cintaku
Dalam binar rinduku
Sekuntum bunga kau sematkan
Dikharuman rambutKu yang mewangi
Semerbak hingga kejiwa...
Merajut lukaluka lama..

Sayaaaank
Kau sllu kurindukan

DARI EMBUN CERITA SEMALAM


Titah surga teriring gempita
Sorak-sorak fauna fana
Mengusik insan dalam gulungan
Kulit babi yang melenakan
Menampar haluan cakra diri
Membelot kerontangnya nurani
Singgahi puji atma surga awal surya

Aku telah berdiri genggam pujiku
Sebelum pucuk jati meneteskan sisa
Dari embun cerita malam

Yah
Idhopi diam saksi tasbih yang masih basah
Belum sampai kering
Ketika orang melenggang mencari hidangan
Ikatkanlah seutas benang merah
Antara engkau dan aku

Agar mengalir jiyah teriring isak ketiadaan
Agar terhalang dari setiap godaan yang melenakan