Minggu, 03 Februari 2013

BAHASA KALBU YANG TAK TERBINGKAI



Berdiri di senyap senja yang kian meremang
Dihamparan pasir-pasir yang menyisir tersingkir
Di irama gerus ombak genderang riak
Gemertak menyentak karang yang berdiri tegak
Di antara camar tengah melayang menepis buih
Diantara gelombang tengah menyembahkan lagu

Berusaha membuka tabir tanya
Pada gerai kegelisaha hati
Yang menari pada perigi naluri
Diiringi dengan nyanyian
Dari bahasa kalbu yang tak berbingkai

Jika telaga hati mampu menampung
Segenap makna cinta menjabarkan kata-kata
Mungkin kelopak asmara merekah diterpa rindu
Binar mata tidak sendiri

Kini lepas dan pupus dari genggaman
Riak prahara telah bergulung memecah
Mengigil diguyur kehancuran
Denting waktu menjadi galau
Padahal atas nama cinta
Selalu rela untuk sebuah kejujuran

Apa yang mesti dilakukan
Saat gejolak rindu menikam langit
Sedang bulan mendelik tak percaya dan
Bintang pun perpaling ke arah lain
Bercengkrama dengan yang lain. 

Selasa, 14 Agustus 2012

KAU TOREHKAN GURATAN AWAN


Telah pernah aku merangkai kesetiaan
Yang bukan hanya dalam guritan waktu sejenak
Namun dalam beberapa rotasi purnama
Dengan meminang sunyi pada helaian gulita

Namun..
Apa yang ku dapat
Kau torehkan guratan awan
Saat rona jingga telah meranum
Kau sambarkan petir hianat
Saat langit belum lagi usai menangis

Kau hancurkan karang ketegaran-ku
Hingga terhempas di dasar lautan sukma
Dan aku terkapar dengan cabikan luka
Menetes darah rambahi bumi yang ku pijak

Rintihkupun kian menggema
Saat langkahku kian terseok gontai
Pias wajah pasiku dalam naungan sendu
Dan kini aku hanya mampu bersimpuh
Pada waktu yang kian temaram

Senin, 16 Juli 2012

HANYA KEPADA-MU



Ragaku sudah tak bisa mengembang dalam angan..
Mimpikupun pudar tanpa harapan
Kemana makna yang selalu ku genggam..
Di mana arti yang selalu ada dalam dekapan..

Sungguh aku kehilangan cahayaMu
Cahaya yang slama ini menuntunku dalam keindahan...
Ya Allah....
Jangan tinggalkan aku dalam keterpurukan..
Perdengarkan telingaMu untuk jeritanku..

Berilah cahayaMu untuk jalan setapakku...
Walau itu berupa pijar
Aku rindu jamahanMu...
SentuhanMu...
Yang melembutkan batin dan naluriku...
Hanya kepadaMu kuserahkan nikmatnya sakitku....

ANDAI....


 
 
Dalam jendela waktu
Aku melihatmu
Menatap tanpa kata
Berucap tanpa suara
Hanya andai ...
Yang kian berkelana.

Andai saja...
Andai bisa kugenggam jemarimu
Mengajak berjalan bersama 
Diantara waktu

Lalu kulihat kau tersenyum
Maka akan kupastikan kepadamu
Bila aku bahagia
Karena dalam senyum mu...
Aku hidup.