Minggu, 29 Januari 2012

KEMANA MATA ANGIN


Senja...
Bisu kumenatapmu
Tiada mampu aku
Berucap salam padamu
Pun gerutu bibir ku,
Tiada mampu bersalam rindu

Senja
Lihatlah sayu mataku
Membendung kutipan kalbu
Hanya itulah kiranya
Yang dapat kau baca
Apa yang menjadi jawabku

Inginlah hati bersauh dalam rindu
Namun desir bayupun
Tiada sapanya  pada diriku
Rasa terpasung
Dalam gelap bawah langitmu
Jeritan hanya menjadi tembang hariku
Siksa dan dosa
Selalu menjadi teman penaku

Kemilau cinta dilangit jingga
Gelap pekat tertutup
Halimun yang kian beku
Tangis bukanlah
Suatu kecundang bagiku
Karena memang itulah
Bukti dari rasa cintaku
Sakitlah memang dirasa
Pedih jua menjadi siksa

Senjaku..
Adakah dirimu tau reksaku
Sungguhpun aku jadi hilang arah
Kemana mata angin
Yang hendak kujadikan isyarah
Sedang bumi yang kupijak
Terasa retak berserak
Biru langit anjungan
Kini debu menghujani bumi cinta
Hingga mata hatipun
Meradang dengan nanar

Haruskah aku mati
Dan kalah akan madah itu
Cukup..cukuplah
Aku yang tahu jawaban itu
Tuhan..
Tepuklah bahuku dengan Istighfar
Berikan lilin kasihmu
Biarkan kulewati gelap malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar