Kamis, 19 Januari 2012

MUSIM INI MENELAN SENJA

Mentari kini tak sudi lagi
Untuk singgah menyapa resah
Senja hari Paras wajah cakrawala
Dibuatnya bermuram durja
Tak lagi ceria seperti biasa
Berlarut lama mereka tinggalkan
Resah kedukaan bagi geliat taman
Melumat ribuan luka lama
Dalam ruang kebosanan
Yang teramat dalam

Angin pun lanjut berlalu
Menjemput rindu pada hampa
Awan kelabu teman seperjalanan
para pengembara mencari cahaya Cinta
Langit bermuram durja pada kesedihan
Yang amat dalam tiada hingga
Kala musim berganti menggelar
Rencana alam dari sebuah kehidupan

Suasana musim kali ini begitu terasa
Amat senggang dan memilukan
Deras hujan yang jatuh menerpa
Biaskan rona wajah sayu kerinduan
Ingin rasanya jeritan hati memohon
Pada senja yang beranjak pulang
Bahwa Jiwa resah telah begitu banyak
Memendam rasa kekecewaan

Atap langit kelabu nan sendu
Curahkan aliran tangis mengharu biru
Merobek luka lapisan awan
Menghitam menebar benih rasa kesepian
Di taman ini bongkahan hujan
Membeku telah bergugur berjatuhan
Menerpa dinding jiwa
Yang tengah terluka
Oleh ribu rasa kehilangan

Gelisah hujan musim ini teramat berat
Terasa menyiram jiwa merana
Mencipta duka dalam ritme irama lara
Ribuan ketukan alam impian
Nyanyiannya bersyair harap maya
Bagi usangnya rindu sang Pemuja
Mengabarkan pada para pendamba
bahwa musim akan segera tiba

Musim ini menelan senja
Hilangkan ceria mencipta buram
Pesona hati para penyepi
Masih tetap berharap
Pada malam yang menjelang
Senyum ceria wajah sang malam
Terbayang gelisah dalam dambaan
Namun mengapa ia pun turut
menghilang bersama semua harapan


Hujan musim ini teramat memilukan
Menembus dalam kegelapan
Tanpa memberi celah harapan
Pada sebuah harap yang telah usang
Hujan musim ini telah porandakan
Kehidupan ceria suasana taman
Tak ada lagi harap mampu terjemput
Bagi jiwa Pendamba kesunyian

Harap hujan yang datang
Memberi arti pada hati yang hampir mati
Membasuh luka kepedihan baluri
Lara dan sepinya sebuah kehidupan
Tanamkan harap akan esok
Musim berganti mencipta warna pelangi
Tumbuhkan aneka kuntum bunga
Dalam taman semerbak mewangi

Musim ini tiadalah semua akan abadi
Mengapa harap hujan ini
Mencipta resahnya kehidupan
Sedangkan lara tak pernah luput
Dari duka Sang Pemilik taman
Apakah gerangan yang telah merobek
Rindu sang pendamba kesunyian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar