Bersilat lidah
Penamu bak pedang menikam
Bahasamu yang lembut
Namun itu semua
Menjadi tikaman dibelakang
Wahia Tuan
Kearifan hanya berjalan
Saat panggung munajad diadakan
Jubah wibawamu bagai rahwana
Yang mengerikan
Lalu apa puji dari sumpahmu
Semua hanya berdalih
Pada serakahnya napsu syetan
Mana kata bijak yang terulas
Dari bibir manis-mu
Dimana mahkota
Yang kerap tertudung kitab janji
Saat sumpah janji diikrarkan
Semua itu hanya menjadi gilasan
Pada hati nurani kami
Kamu tahu itu
Bulan berjanji akan indahkan malam
Namun,,saat itu juga gerhana kau berikan
Kau tahu purnama berbinar terang
Tapi...gelak tangis sering saja kau hadiahkan
Pada nurani yang berharap dari kearifan
Penamu bak pedang menikam
Bahasamu yang lembut
Namun itu semua
Menjadi tikaman dibelakang
Wahia Tuan
Kearifan hanya berjalan
Saat panggung munajad diadakan
Jubah wibawamu bagai rahwana
Yang mengerikan
Lalu apa puji dari sumpahmu
Semua hanya berdalih
Pada serakahnya napsu syetan
Mana kata bijak yang terulas
Dari bibir manis-mu
Dimana mahkota
Yang kerap tertudung kitab janji
Saat sumpah janji diikrarkan
Semua itu hanya menjadi gilasan
Pada hati nurani kami
Kamu tahu itu
Bulan berjanji akan indahkan malam
Namun,,saat itu juga gerhana kau berikan
Kau tahu purnama berbinar terang
Tapi...gelak tangis sering saja kau hadiahkan
Pada nurani yang berharap dari kearifan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar