Minggu, 25 Desember 2011

MENCUMBUI INDAH BAYANGMU

Langkah ini lunglai
Pada persimpangan
Gontai ini wujudkan peluh kisi-kisi
Yang terhampar
Pada titian hari yang kian berganti
Dalam yang terpapar
Menatap nanar rasa menjulang
pada asa yang pernah terhimpun

Oh hari...
Demi hari merajut nyata dalam sunyi
Kala rindu yang membiru
Menjadikan hening ditengah ramai
Membuat sesak kalbu
Dalam perseteruan semu
Dengan hardikan masa
Tanpa suara yang bertalu

Dalam  lembaran kosong nan sendu
Ku ukir kerinduan
Yang tiada bertuan dihati yang rindu
Pada dinding angin malam ini
yang berselimutkan gemintang
Yang beratapkan awan yang berarak
Berkejaran tiada berpantang
Dan ku katakan bahwa aku
Menantimu walau bernada pilu

Masih ku ingat jelas
Kala jemari masih bertaut
Dalam iringan doa cintamu
Ukiran rona indahmu melekat
Dalam sanubari membekas
Kerling binar siratkan segala hasrat jiwamu
Dalam rengkuhan asmara suasana haru
Impian ini terus bersandar pada naluri

Tak ingin ku lepas
Walau sejenak walau berduri
Agar dapat hantarkan lena ku
Dalam keabadian asa
Tapi karena titah berbunda
Semua menjadi igauan semata
Dan semua jatuh berguguran
Sebelum masanya

Sayang...
Jika persandingan kita
Hanyalah dalam batas impian berbayang
Aku tidak ingin
Dapat segera sadar dari lenaku
Karena jiwa ini belum cukup puas
Mencumbui indah bayangmu
Dan hanya disini
Tempat kita dapat bertemu
Kala rindu mula bertamu

Tapi sayang...
Kicau dendang mentari
Mulai berdendang
Paksakan aku untuk kembali
Dalam realita nyata buka semu
Dan merampas semua mimpiku
Bersamamu yang aku rindu
Hingga sisakan termangu
Ku keseorangan dibibir gagu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar