Sabtu, 07 April 2012

DIBAWAH DEBU DAN AIR MATA


kita duduk di bawah lembayung senja
kau pun berkisah tentang warna jinga
yang membarut di sepanjang langit
di mana lukamu tersimpan rapih di dalamnya

bisikmu, kenangan itu telah menjadi nanah
yang membusuk di dalam diriku
sehingga aku sendiri merasa mual
setiapkali mencium baunya

seseorang yang sepantasnya memberimu
perlindungan dan kasih sayang
telah menistakan kodratmu sebagai perempuan
tapi kau tak perduli dan tetap menjaganya
dalam sebuah pialang agar tak tumpah
bahkan mempertahankan dengan hati yang menggigil

tanpa kau sadari, kau pun berkisah
jika tak ada sehelai benang pun
yang dapat menutup seluruh kisahmu
dari ketelanjangan masa lalu
karena semua telah tertanggal
di bawah debu dan air mata yang mengental
menjadi lumpur tempat kau harus melangkah

dengan kacamata hitam, kau coba tengadahkan wajah
dari dalam sebuah dunia yang maya sebagai ruang nyata
di mana kau dapat berdiang dan melampiaskan kemarahan
yang tersimpan di dalam dirimu, menjadi nafas cinta
yang memabukan bagi siapa pun yang menyapamu
seraya kau katakan, "itulah duniaku!"
yang kau bangun dan kau ciptakan dari bayang-bayang
untuk merebut masa lalu sekedar memilikinya kembali
tanpa kau sadari waktu sudah berlalu begitu jauh
melampaui batas malam dan impian

maka kau pun hanya bisa meratapi malam
di atas ranjang dengan erangan
penuh penyesalan tanpa pilihan
apakah terus larut dalam setiap hempasan
atau kau terkapar lelah, karena kau tak dapat
menggenggam, apa yang sudah ditangan
hingga selalu saja kau luput dan lepas
menjadi igauan di dalam percakapan yang
kau hamburkan seperti birahi di atas ranjang
yang membasahi seluruh kesangsian
menjadi erangan yang tak pernah kau sesalkan

(meskipun sebagai sebuah alasan,
untuk semua kegagalan....)

kini kau pun menikmati seluruh kisahmu
sebagai sebuah dongeng senja hari....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar