Jumat, 13 Januari 2012

RAPUHNYA HATI


Nuansa senja kembali berpulang
Kepangkuan gulitanya malam
Meninggalkan hamparan Taman Hati
Yang tengah rusak oleh hempasan badai jalang
Puing puing yang berserakan
Tak lagi mampu kupunguti
Hingga bersih seperti masa silam
Tetap beronggok menghiasi pelatan Taman
Yang semakin terlihat memilukan

Sebuah prahara yang tercipta
Sungguh membuat jiwaku lemah tak berdaya
Membinasakan besarnya asa
Hingga hancur tak bersisa
Kembali menenggelamkan hati
Pada dalamnya jurang nestapa
Yang tIada bertepi
Kesejukan tak lagi mampu
Dirasakan hamparan taman hati
Setelah Kedukaan ini teramat dalam melatari
Kembali menuntun jiwa pada nestapa
Yang tak lagi mampu kutahu
Dimana penghujungnya

Wahana malam menjelang
Hingga hangat mentari pun terlupakan
Membawa seribu keresahan bagi jiwa
Yang tengah disentuh lembutnya kelukaan
Hanya gelap yang melatari
Tanpa ada sekerlip cahaya menyinari
Namun hening yang senantiasa dipuja
Tak lagi hadir dalam mesra
Telah menghilang dalam sebuah kelam
Milik sang pesona ketiadaan
Tinggalkan jiwa para penyepi
Dalam linangan airmata yang tak ada arti

Gelap malam seakan mengiringi
Hancurnya Taman kehidupan
Menghiasi lusuhnya hamparan
Dengan pekat nan mengerikan
Menyelimuti rapuhnya hati
Dengan kelam yang menaungi
Kesunyian ini mengoyak tabir hati
yang menenggelamkan sebuah jiwa
Meremuk leburkan seberkas cahaya
dalam membiaskan perjalanan hatinya
Lenyap ditelan duka penderitaannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar