Semburat mentari tenggelam diperaduan senja
Disambut tarian gemuruh yang datang dengan tiba tiba
Mengoyak lembaran perjalanan jiwa dalam kemelutnya suasana
Gemuruh ini terdengar menggema
Membahana pada Nuansa yang terasa indah menyapa
Bias mentaripun berlalu ditelan lembayung nan semu
Menghadirkan gelap langit sendu
Bagi jiwa yang bernaung dibawah payung rindu
Pesona pekat malam selalu menyapai Taman hati
Taburkan keresahan bagi ceria yang berlarut pergi
Menyuguhkan gelisahnya perjalanan
Menapaki hamparan Taman kehidupan
Tawa gemuruh yang meminta hujan
Tinggalkan lagi duka baru bagi lusuhnya sebuah harapan
Menggemakan setiap sudut kesunyian taman
Dengan suara gaduh yang memekikkan kepiluan
Tak ada lagi bisik lirih dedaunan bercengkrama
Tak juga ada lambai tarian ilalang damaikan jiwa
Yang ada hanyalah suara suara jalang yang membuai semesta
Membawa kabaran nestapa pada damainya taman jiwa
Aku bangkitkan tiang tiang jiwa
dikala pesona jinggapun mulai tinggalkan wahana senja
Harap ada senyum ceria kembali mampu kucipta
Dari pekatnya malam yang tIada bermahkotakan taburan cahaya
Membangun gelak canda tawa
Dalam pekat yang menaungi buana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar