Embun terasa di kulit tangan
Menyelinap butiran-butiran harapan
Pandanganku hanya tertuju pada langit
Tentang keteguhan
Moral yang seakan dapat di bayar
Nadi ku seakan merasuk otakku
Teduh dalam kiasan
Sendu dalam lamunan
Embun itu merasuk hatiku
Apakah ini…bukan sekedar narasi
Ataukah persepsi
Dari asa yang tertinggal
Pagi, yang menghujamkan seribu bahasa
Dimulai saat ejaan kata tak lagi
mengisyaratkan wacana
Tercucur sudah darah-darah
Mengalir di kediaman angan
Menghela nafas
Dari hati yang berbekal
Pagi ini..hanya aku yang tau
Bunga mekar menakjubkan
Angin riang menyanyikan
Embun datang menyerukan
Kar’na aku masih ada di suatu pagi
Kar’na aku masih bisa bermimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar