Minggu, 25 Desember 2011

SELAYAK-NYA KAU TAU

Aku selalu berharap
Guratan awan akan beranjak pergi
Di iringi dengan rinai hujan rindu
Yang jatuh dihamparan pijak'ku
Dan menjadi butiran-butiran kasih
Yang selalu terbingkai Di dinding rasa

Tapi mengapa
Prasangka baik yang ada di ruang nurani
Tak seindah dengan nyata
Karena yang datang justru amukan badai
Di iringi dengan hujan prasangka
Yang tak henti menghunusi serambi jiwa

Nanar netramu memandangku sebelah mata
Garang-mu seakan ingin melumatkan-ku
Dari lantai kebersamaan
Yang selama ini terbina dengan indah
Tutur-ku selalu kau anggap dusta
Tiada pernah terlihat
Bias kepercayaan di rona wajah-mu
Kecuali guratan curiga
Seakan diri ini tiada berharga

Aku hanya terbungkam
Ketika belati prasangka
Menghunusi palung sukma
Aku pun tak tau
Apa yang harus kulakukan
Untuk meyakinkanmu
Jika diri ini tak pernah bisa
Berpaling ke lain hati

Dan seharus-nya kau tau
Langkah-ku gontai tanpa kau iringi
Hatiku berselimut resah
Tanpa sapa manismu
Selayak-nya kau tau itu
Agar tiada lagi Kau halau guratan awan
Dengan merinaikan hujan prasangka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar