Kamis, 22 Desember 2011

DENGAN SENYUM PENANTIAN

Air tentu akan mengalir
Menuju lautNya
Namun setidaknya
Sampan terdayung
Searah dengan keinginan

Penyesalan yang muncul
Seperti menggenangi samudera
Tidak mau diam
Walau sejenak dalam saku
Agar berhenti air mata

Beberapa wajah
Yang dulu silih berganti mengisi,
Begitu sulit untuk dikikis
Karena tanpa disadari
Semua telah menggurat
Kuat di dinding jantung
Semua hilang lenyap
Tanpa bekas

Ketika dirimu menari
Mengikuti jantung
Yang terus bernyanyi
Dengan bahagia
Cintai dirimu
Layaknya malaikat
Yang duduk setia di pundak.

Dengan senyum penantian
Layaknya ulat yang sabar berubah
Menjadi kupu-kupu.
Terbang diantara kepak masa lalu,
Menyusurinya jauh
Ke dalam lorong-lorongnya.
Seperti siang malam yang sekepak elang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar