Merangkak mentari memapah diri 
Dalam sebuah hijrah
Terkoyak punggung,tercabik hati 
Terhujam kepalsuan langit
Arakan awan memotong asa 
Hingga mentariku gamang menatap asa barat
Senja kini menjadi tangisan 
Kala lajang berpangku lamun
Terburai asa ditengah kembara
Tusuk konde tiada menjadi kecantikan 
Sanggul putri lembayung impian
Sakit memang sakit cengkeraman elang
Rindu kubalur janji
Lebur dalam hujatan hujan 
Yang menengelamkan harapan
Kidung-kidung cinta itu
Kinipun berubah menjadi iringan selawat takjiyah 
Cinta mati dalam tusukan badik kepalsuan
Inikah coba Atasku wahai penguasa cinta
Ataukah nasib yang harus melarut dalam cawan
Hingga racun harus kuteguk mati dalam pengharapan?
Busa terluntah dari rasa gelapar lajang
Kemunafikan menjadi hadiah dari cinta tak bernoktah
Anyir darah memuntah dari kandungan hati 
Yang selama ini merawat janin disanubari
Berharap akan melahirkan bahagia diatas Tilam pandan
Namun..
Apa yang terjadi kini hanyalah pesakitanku 
Menatap senja beronakan merah bara 
Kehangusan asa diujung harap
sungguh pilu mentari menangis sendu