Gelap pula di hadapan ku
Tiada bias cahaya benderang
Seakan derak mencengkram ku
Apakah ini malam
Kenapa aku merasa tercekam
Diujung sana gulana menerjang
Ku tapak selangkah berjalan seakan jurang
Tak mungkin aku berlari ditengah badai
Diam tegak menanti kala henti
Kiup tiada tadah diatas ku ini
Salut sunyi diami hati tiada henti
Angin kau belai denguh
Tanpa riak sua mu
Terbelalap aku dengan dungu
Atas kebingungan hati ku
Telekuk bersimpuh
Aku menghadap mu
Dengan cucur linangan
Mohon petunjuk pada Tuhan ku
Aku tersipu dengan langkah pasrah
Tanpa daya aku malu
Malu atas dosa ku
Membuat hati seorang pedih karna ku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar