Aksara pendega cinta
Kembar kasih diubun-ubun setiaku
Manakah yang akan menjadi
Terbukanya lembaran aksarku
Untuk menyibak pekanya jawab itu
Rima cinta hanya dapat kuulas
Dalam pendegar pusaka
Kesetiaanku padamu
Mungkinkah
Rasa ini dapat kau pahami
Betapa kusangat menyayangmu
Dalam kelemahan ini,
Tetaplah kubusungkan dada
Dalam mengacungkan jemari cinta
Waktu bolehlah lupa
Pada fatwa jingga yang pernah ada
Namun saka hati tetap terusung janji
Dalam hibahku pada ketulusan ini
Aku tak memaksakan dirimu
Mengiakan dalam sanjungan rembulan
Kerana bagiku itu adalah kenyataan
Yang sulit dalam menggapai mahligai tirani
Duhai pijar hati
Entah bagaiman nasib hati ini
Jika ia tidak dapat kugendong
Dalam singgasana biru
Mungkinkah injitku dalam melampah
Dalam jejak yang belum kulampaui
Maafkan
Inilah pena hati
Yang selalu menjadi aksaraku
Bagiku kaulah mustika raya dalam rasaku
Dikaulah gemintang hati
Yang selalu mewarnai pijar langitku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar