Dalam aksara bahasa sajak-ku
Puisi yang kugoreskan
Pada dinding-dinding bisu
Kuhiba
Kuharap
Kumohon
Bagai kuntum-kuntum mekar
Pada kisah tentang sang bunga
Kelopaknya ranum memerah rona
Segar basah berlumur buliran embun
Itu harapku disenja ini..
Saat malam menyapa
Mengecupi dawaidawai kerinduan
Yang senantiasa bergetar
Seirama harpa ksunyian..
Atau laksana biola
Gesekannya mengalun indah
Memecah hening malam
Biarlah senja membungkus diri
Sisakan cerita tetang bangau-bangau pulang
Tentang sang camar
Yang menjerit lalu hinggap diburitan
Seiring jingga merona
Seiring selubung warna tembaga
Dan mentari separuh
mengintip buana lalu hilang entah kemana
Ini ceritaku tanpa belahan jiwa
Yang tenggelam disamudra hari-hari..
Rindu ini smakin berpita..
Menguntai bagai bulir prmata
Menjadi kado manis
Yang akan kubuka di mimpi nanti
Puisi yang kugoreskan
Pada dinding-dinding bisu
Kuhiba
Kuharap
Kumohon
Bagai kuntum-kuntum mekar
Pada kisah tentang sang bunga
Kelopaknya ranum memerah rona
Segar basah berlumur buliran embun
Itu harapku disenja ini..
Saat malam menyapa
Mengecupi dawaidawai kerinduan
Yang senantiasa bergetar
Seirama harpa ksunyian..
Atau laksana biola
Gesekannya mengalun indah
Memecah hening malam
Biarlah senja membungkus diri
Sisakan cerita tetang bangau-bangau pulang
Tentang sang camar
Yang menjerit lalu hinggap diburitan
Seiring jingga merona
Seiring selubung warna tembaga
Dan mentari separuh
mengintip buana lalu hilang entah kemana
Ini ceritaku tanpa belahan jiwa
Yang tenggelam disamudra hari-hari..
Rindu ini smakin berpita..
Menguntai bagai bulir prmata
Menjadi kado manis
Yang akan kubuka di mimpi nanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar