Di hujung tepian waktu
Kadang aku ingin menulis kata
Menulis tentang sekuntum mawar
Dengan tangkai berduri
Aku memulai alinea pertama
Dengan pena dirahim jemari
Penaku menari di lantai kanvas
Dengan irama kata hatiku
Pada alenia ke dua
Tarian penaku masih gemulai
Irama hatikupun masih mengalun indah
Dengan senandung asmarandana
Namun...
Di alenia ketiga
Tarian penaku mulai tak lagi gemulai
Jemarikupun tak lagi kuat menggenggam pena
Hingga terkulai penaku dilantai kanvas
Irama kata hatikupun terhenti
Pada koma yang tak bersambung
Dan tak sampai pada ada titik
Yang seharusnya menjadi penghujung tarian pena
Entah mengapa...
Aku kehilangan temaku
Bukanlah alasan yang tak berasal
Bukan akal yang tak berakal
Dan bukan tidak tahu menjadi sebab
Namun ...
Kata ku yang mulai buram
Terkikiskan oleh pena yang tak bertinta.
Karena kadang pula aku lupa
Apa yang hendak ku rangkai dan ku eja
Kadang aku ingin menulis kata
Menulis tentang sekuntum mawar
Dengan tangkai berduri
Aku memulai alinea pertama
Dengan pena dirahim jemari
Penaku menari di lantai kanvas
Dengan irama kata hatiku
Pada alenia ke dua
Tarian penaku masih gemulai
Irama hatikupun masih mengalun indah
Dengan senandung asmarandana
Namun...
Di alenia ketiga
Tarian penaku mulai tak lagi gemulai
Jemarikupun tak lagi kuat menggenggam pena
Hingga terkulai penaku dilantai kanvas
Irama kata hatikupun terhenti
Pada koma yang tak bersambung
Dan tak sampai pada ada titik
Yang seharusnya menjadi penghujung tarian pena
Entah mengapa...
Aku kehilangan temaku
Bukanlah alasan yang tak berasal
Bukan akal yang tak berakal
Dan bukan tidak tahu menjadi sebab
Namun ...
Kata ku yang mulai buram
Terkikiskan oleh pena yang tak bertinta.
Karena kadang pula aku lupa
Apa yang hendak ku rangkai dan ku eja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar